Cara Transfer Bank Aladin ke Dana dari ATM
Pertama, kamu bisa menggunakan ATM jika kamu sudah mendapatkan kartu debit dari bank Aladin yang dikirim ke alamat kamu.
Cara Transfer Bank Aladin ke Dana
Nah, setelah semua cara dan syarat di atas sudah kamu lakukan. Maka berikutny kamu bisa langsung melakukan transfer.
Untuk melakukan transfernya sendiri, kamu bisa menggunakan dua opsi yang umum digunakan oleh para nasabah bank Aladin. Yakni dengan cara melalui ATM dan akun di HP.
Cara Membatalkan Transfer ShopeePay Ke Akun Lain
Mengirim saldo SPay ke teman dapat dilakukan menggunakan username dan No. HP akun Shopee milik teman atau penerima transfer.
Kesalahan memasukkan Nomor HP atau Username Shopee penerima transfer adalah kesalahan pengguna Shopee.
Namun kamu tidak perlu khawatir karena ShopeePay karena transfer ShopeePay ke teman dapat dibatalkan dengan menunggu saldo di refund dalam 1 x 24 jam.
Fyi, saldo akan ditahan jika Nomor HP penerima belum terdaftar di aplikasi Shopee atau akun Shopee belum memiliki fitur ShopeePay.
Jika ternyata saldo masuk ke penerima karena Nomor HP terdaftar, maka segera konfirmasi kesalahan pengiriman saldo lewat Live Chat Shopee.
Cara Transfer ShopeePay
Selain fitur top up saldo, ShopeePay juga menyediakan fitur transfer saldo.
Transfer saldo ShopeePay sangat membantu mitra Shopee untuk mengirim saldo ShopeePay ke teman atau ke rekening Bank.
Kebanyakan transfer saldo ShopeePay ke Rekening Bank dimanfaatkan oleh seller untuk menyimpan keuntungan hasil penjualan di aplikasi Shopee.
Sedangkan transfer saldo ShopeePay ke pengguna lain digunakan untuk mengirim saldo ke sesama pengguna ShopeePay.
Untuk transfer ShopeePay ke Rekening Bank, berikut langkah – langkah yang harus kamu lakukan :
Selain ke Rekening Bank, kamu juga bisa mengirim saldo ShopeePay ke teman, berikut caranya :
Berapa Lama Saldo ShopeePay Di Refund?
Jika transfer ShopeePay berhasil dibatalkan, maka saldo ShopeePay akan di kembalikan (refund).
Lama saldo ShopeePay masuk setelah pembatalan sangat bervariasi berdasarkan metode yang dipilih :
Selalu cek notifikasi di aplikasi Shopee untuk mengetahui progress pengembalian saldo ShopeePay.
Jangan lupa cek email yang tertaut dengan akun Shopee untuk memastikan permintaan refund saldo ShopeePay berhasil diproses.
Cara mengembalikan ShopeePay yang salah transfer yaitu dengan meminta penerima saldo mengirimkan kembali saldo ShopeePay atau menghubungi CS Shopee untul meminta refund saldo.
Baca Juga : 10 Cara Transfer ShopeePay Ke Dana Tanpa Aplikasi
Berikut cara meminta refund saldo ke CS Shopee lewat email :
Proses investigasi kesalahan transfer saldo ShopeePay biasanya membutuhkan waktu 1 – 5 hari kerja.
Baca Juga : 11 Cara Transfer ShopeePay Ke Akun Lain Tanpa Verifikasi
Oleh sebab itu, cek email dan nominal saldo ShopeePay secara berkala untuk memastikan saldo ShopeePay sudah dikembalikan.
Blog Transfer – Cara transfer bank Aladin ke Dana makin banyak digunakan saat ini. Selain bisa sebagai alternatif memindahkan saldo, juga bisa menjadi cara top up yang mudah.
Bank Aladin sendiri merupakan salah satu bank digital yang memilki eksistensi cukup tinggi di Indonesia. Pasalnya, bank Aladin memberikan banyak fitur unggulan bagi para nasabah dan penggunanya.
Salah satunya adalah yang menjadi alasan banyak pengguna bisa mendapatkan gratis transfer dengan menggunakan virtual account.
Nah, untuk kamu yang menggunakan bank Aladin, dan ingin melakukan transaksi transfer ke Dana. Maka kamu bisa melakukannya dengan sangat mudah, baik melalui ATM maupun dengan virtual account dari HP.
Berikut adalah cara transfer bank Aladin ke Dana yang bisa anda ikuti langkah lengkapnya yang sudah disediakan oleh Blog Transfer.
Apakah Bisa Transfer ShopeePay Dibatalkan?
Untuk melakukan transfer saldo ShopeePay ke Bank atau Akun lain, kamu wajib melakukan verifikasi kepemilikan dengan OTP atau PIN.
Selain itu, sebelum transfer akan muncul rincian atau detail transfer saldo yang berisi Nomor HP / Akun Bank serta nama penerima ShopeePay.
Dengan kedua metode verifikasi akun tersebut tentunya akan meminimalisir kesalahan dalam mengirim saldo ShopeeaPay.
Oleh sebab itu, salah dalam melakukan transfer saldo ShopeePay merupakan tanggung jawab pengguna akun Shopee.
Lalu apakah bisa transfer saldo ShopeePay dibatalkan? Jawabannya bisa tidak bisa juga ya.
Tidak bisa jika pengguna sudah memasukkan PIN ShopeePay dan transfer saldo sudah diproses.
Bisa jika pengguna belum memasukkan Password atau karena akun disalahgunakan oleh orang lain.
Cara Membatalkan Transfer ShopeePay Ke Bank
Kesalahan mengirim saldo ShopeePay ke Rekening Bank dapat dihindari dengan memeriksa kembali Nama dan Nomor Rekening Bank sebelum memasukkan PIN ShopeePay.
Lalu bagaimana jika salah transfer ShopeePay ke Bank?
Membatalkan transfer ShopeePay hanya bisa dilakukan melalui customer service (CS) Shopee yang tersedia dalam 24 jam setiap harinya, termasuk Hari Libur Nasional. Kamu bisa menghubunginya via telepon di 08001500702 atau Live Chat. Fitur Live Chat bisa diakses langsung di aplikasi Shopee.
Selain itu transfer ShopeePay ke Bank juga dibatalkan dengan menghubungi penerima saldo dan meminta saldo yang sudah terkirim dikembalikan (refund) ke akun Shopee kamu.
Jika ternyata penerima tidak kamu kenal, segera hubungi CS Shopee lewat Live Chat dengan cara :
Setelah itu ajukan pembatalan transfer Bank ShopeePay ke Customer Service Shopee sebelum proses transfer sukses.
Bagaimana Cara Transfer ke Virtual Account BCA dari Bank Lain?
Banyak pelanggan terutama nasabah yang masih awam berpikir bahwa virtual account BCA hanya disediakan untuk nasabah BCA saja. Padahal, meskipun memiliki rekening non BCA, mereka tetap bisa melakukan pembayaran.
Pada dasarnya, cara transfer ke virtual account BCA dari bank lain tidak jauh berbeda dengan cara transfer antar bank pada umumnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Cara transfer BCA Virtual Account dari bank lain yang pertama adalah lewat ATM bank terkait. Pengirim memerlukan nomor virtual account dan tentu saja kartu ATM (bank apa saja). Selanjutnya:
Masukkan ATM ke mesin kemudian tekan PIN-nya
Setelah muncul menu, pilih Transaksi Lainnya
Pilih Transfer lalu klik Antar Bank Online
Masukkan kode Bank BCA (014) lalu ketikkan nomor virtual account yang dituju lalu tekan Benar
Ketikkan nilai nominal yang akan dikirimkan. Cek sekali lagi untuk memastikan kode unik di bagian belakangnya sudah benar selanjutnya tekan Benar
Selanjutnya, cek ulang data transaksi yang muncul di layar mesin ATM. Kalau pengirim sudah yakin, tekan OK atau YES.
Setelah transaksi selesai, jangan lupa untuk mencetak buktinya. Bukti transaksi ini mungkin akan dibutuhkan nantinya.
Biaya Transfer Antar Bank: Jenis Layanan dan Rinciannya
Disadari atau tidak, layanan transfer pastinya menjadi salah satu kegiatan perbankan yang sering Anda lakukan. Layanan transfer sendiri adalah kegiatan perbankan yang bertujuan memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan pemberi amanat yang ditujukan ke rekening tertentu sebagai penerima transfer. Singkatnya, transfer adalah pengiriman dana atau uang dari rekening pengirim ke rekening penerima.
Kegiatan transfer ada beberapa jenis, bisa dilakukan ke rekening dalam satu bank yang sama maupun berbeda. Konsekuensi yang ditimbulkan juga berbeda. Jika dilakukan transfer dalam satu bank yang sama, maka tidak akan dikenakan biaya administrasi. Sebaliknya, jika dilakukan antar bank berbeda otomatis akan dikenakan biaya transfer antar bank.
Baca Juga : Pengertian Inflasi dan Strategi Mengatasinya dengan Investasi
Mengapa pengetahuan atas biaya transfer antar bank menjadi penting? Saat ini, transfer antar bank berbeda seringkali dilakukan. Meski banyak orang sudah mengetahui adanya biaya transfer antar bank namun tak sedikit yang belum mengetahui berapa persisnya biaya transfer antar bank yang berlaku.
Di sisi lain, karena pengaruh mobilitas dan tuntutan yang serba cepat, membuat semua orang melakukan mengutamakan efektivitas, termasuk soal transfer. Dengan alasan kecepatan dan efektivitas, orang-orang rela dikenakan biaya transfer antar bank agar urusan nya bisa segera rampung.
Jenis Layanan Transfer
Sebelum merinci mengenai biaya transfer antar bank, beberapa hal yang perlu Anda ketahui adalah jenis-jenis layanan transfer yang biasa ditemui di bank. Dulu, transfer uang dilakukan melalui teller pada bank lalu berkembang menjadi via Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kini, transfer baik itu ke bank yang sama maupun berbeda bisa dilakukan dengan lebih mudah yakni secara online seperti melalui SMS banking, mobile banking, internet banking, dan OCTO Pay.
Baca Juga : Inilah 7 Cara berbisnis yang bisa Anda terapkan untuk usaha rumahan
Lalu apa saja jenis-jenis layanan transfer?
Yang pertama adalah sistem kliring. Sistem ini biasanya dilakukan untuk transfer antar bank. Semisal, Anda memiliki dana dari rekening bank A ingin mentransfer sejumlah uang kepada rekan Anda yang memiliki tabungan di rekening bank B. Nah, dalam proses transfer inilah pihak bank A akan melakukan proses pengecekkan apakah terdapat ketersediaan dana untuk melakukan transfer ke rekening bank B. Proses pengecekkan inilah yang disebut kliring.
Kliring umumnya dilakukan untuk transfer dengan jumlah biaya yang besar semisal di atas Rp 100.000.000 dan dilakukan melalui teller di bank. Minusnya, proses transfer via kliring akan memakan waktu yang lebih lama yakni 2-3 hari kerja untuk pengecekkan baru sampai ke rekening tujuan. Sedangkan untuk biaya transfer antar bank pada sistem kliring biasanya dikenakan tarif Rp 2.900 - Rp 5.000.
Selain kliring ada yang dinamakan Real Time Gross Settlement atau biasa disingkat RTGS. Berbeda dengan kliring yang bisa memakan waktu 2-3 hari kerja, pada layanan transfer RTGS uang yang ditransfer bisa sampai di rekening penerima di hari yang sama. Pada RTGS waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat yakni berkisar 4 jam. Namun apabila transfer dilakukan di atas pukul 15.00 maka dana yang ditransfer baru akan sampai di rekening tujuan pada keesokan harinya. Hal itu karena pada pukul 15.00 bank sudah dalam proses closing. Sama halnya apabila transfer dilakukan di akhir bulan (tanggal 30/31), transfer akan mengalami keterlambatan selama satu hari karena adanya proses tutup buku pada bank.
Seperti kliring, transfer RTGS umumnya dilakukan untuk transfer dalam jumlah yang besar, di atas Rp 100.000.000 dan dilakukan melalui teller bank. Biaya transfer antar bank pada RTGS lebih mahal ketimbang sistem kliring yakni berkisar Rp 25.000 - Rp 50.000.
Yang terakhir adalah layanan transfer Real Time Online (RTO). Saat ini, jenis layanan RTO adalah yang paling sering dan umum dilakukan. Sistem transfer RTO ini bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja melalui ATM, internet banking, mobile banking, maupun SMS banking tanpa harus melalui teller di bank. Selain itu pada RTO, uang yang ditransferkan juga langsung sampai ke rekening tujuan tidak seperti RTGS yang membutuhkan waktu beberapa jam atau bahkan kliring yang membutuhkan waktu beberapa hari. Hanya saja, pada RTO jumlah limit dana yang bisa ditransfer relatif lebih kecil ketimbang RTGS dan kliring. Karena itu RTO biasanya dilakukan untuk transfer di kehidupan sehari-hari yang sering dilakukan.
Pada RTO jumlah limit dana yang bisa ditransfer biasanya berkisar pada Rp 25.000.000 per transaksi. Sedangkan untuk biaya transfer antar bank pada RTO jumlahnya tergantung kebijakan masing-masing bank, umumnya berkisar pada Rp 6.500 - Rp 7.500.
Biaya transfer antar bank
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, transfer antar bank merupakan kegiatan yang cukup sering dilakukan di era dengan mobilitas dan efektivitas tinggi seperti saat ini. Karena itu, biaya transfer antar bank bisa jadi termasuk pengeluaran yang tidak disadari. Meski jumlahnya tidak terlalu besar, namun jumlah ini akan cukup terasa apabila Anda merupakan orang yang kerap melakukan transfer antar bank.
Baca Juga : Serba-serbi Usaha Rumahan Modal Kecil
Untuk itu, agar meminimalisir pengeluaran akibat biaya transfer antar bank ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan :
Saat ini bank menawarkan jenis rekening yang bervariasi. Untuk meminimalisir biaya administrasi, sebelum menabung, pilih jenis rekening yang paling minim atau bahkan tidak dipungut biaya administrasi.
Untuk mengantisipasi pengeluaran karena biaya transfer antar bank, tidak ada salahnya untuk memiliki dua atau lebih rekening dari bank yang berbeda. Namun tentunya tidak asal pilih. Pilih dengan cermat di bank mana Anda akan membuka rekening tabungan. Faktor yang bisa dijadikan rujukan antara lain ketersediaan jaringan ATM yang luas, jenis tabungan atau rekening yang ditawarkan, serta fasilitas dan keuntungan yang Anda dapatkan jika membuka rekening tabungan di bank tersebut.
Salah satu yang bisa Anda jadikan pilihan adalah CIMB Niaga. Layanan yang ditawarkan di CIMB Niaga cukup bervariasi antara lain digital banking OCTO Mobile. Melalui CIMB Niaga OCTO Mobile berbagai kemudahan bertransaksi ditawarkan dalam satu genggaman. Mulai dari pembukaan rekening pertama tanpa harus ke cabang, tarik dan setor tunai tanpa kartu serta berbagai promo transaksi lainnya.
Baca Juga : Untung Berinvestasi Dengan Mengenal Jenis-Jenis Reksadana
Selain itu, kebutuhan transfer antar bank Anda tak perlu lagi repot dengan CIMB Niaga OCTO Mobile. Lewat CIMB Niaga OCTO Mobile, transfer ke rekening bank online lainnya (ATM Bersama dan prima) hanya dikenakan biaya transfer antar bank sebesar RP 6.500 dengan jumlah limit transaksi Rp 25.000.000/transaksi atau Rp 100.000.000/hari atau bebas biaya transfer hingga 20 kali per bulan jika Anda memiliki tabungan OCTO Savers. Sementara untuk transfer ke sesama rekening CIMB Niaga tidak dipungut biaya administrasi namun dibatasi dengan jumlah transaksi sebesar Rp 500.000.000/transaksi/hari*. Sedangkan untuk transfer ke rekening sendiri tidak dikenakan biaya sama sekali dan tanpa limit transaksi.
Untuk mengetahui keuntungan dan kemudahan transfer lainnya yang tersedia di CIMB Niaga OCTO Mobile, selengkapnya bisa Anda klik di sini.
CIMB Niaga, Indonesia’s 2nd largest private bank by assets, offers our customers the most comprehensive portfolio of conventional and shariah banking services in Indonesia, combining our strengths in consumer banking, SME, commercial and corporate banking, treasury, and payment services with the support of our 400 over branches nationwide along with our branchless banking platforms.
PT CIMB Niaga Sekuritas, an entity established in 2018 as the result of internal reorganization due to the strategic partnership between CIMB Group Holdings Berhad and China Galaxy International Financial Holdings Limited, was established to maintain the investment banking business in Indonesia. Despite being a newly established entity, we aim to continue to provide excellent investment banking services to our clients.
PT Bank CIMB Niaga Tbk adalah bank swasta anak usaha CIMB yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 374 kantor cabang, 33 kantor kas bergerak, 44 titik pembayaran, dan 4.316 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.[3][4]
Logo Bank Niaga dan LippoBank sebelum penggabungan secara resmi membentuk Bank CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008.
Perusahaan ini didirikan oleh Soedarpo Sastrosatomo, J. Panglaykim, Roestam Moenaf, dan Ali Algadri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama PT Bank Niaga.[5] Pada tanggal 11 November 1955, bank ini mendapat izin dari Kementerian Keuangan untuk beroperasi sebagai sebuah bank umum. Pada tahun 1973, Bank Agung digabung ke dalam bank ini. Pada tanggal 22 November 1974, Bank Indonesia menetapkan bank ini sebagai sebuah bank devisa. Pada tahun 1978, Bank Tabungan Bandung digabung ke dalam bank ini, dan pada tahun 1983, Bank Amerta juga digabung ke dalam bank ini.[3][4]
Pada tahun 1987, bank ini menjadi bank asal Indonesia pertama yang menyediakan ATM. Pada tanggal 29 November 1989, bank ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.[3][4] Dengan kemunculan Pakto 88, Bank Niaga kemudian membentangkan sayapnya di industri keuangan dengan mendirikan sejumlah perusahaan seperti Asuransi Niaga Cigna Life, Niaga Aset Manajemen, Niaga Leasing Corporation, Niaga International Factors, Saseka Gelora Finance, Niaga Securities, dan Bank Sumitomo Niaga.[6]
Selama bertahun-tahun, kepemilikan Bank Niaga dikuasai oleh Soedarpo dan pengusaha lain asal Maluku, Julius Tahija (sejak 1972). Di bawah kendali keduanya bank ini berkembang dengan baik sebagai salah satu bank swasta nasional terbesar.[7][8] Meskipun dikenal sebagai bank yang inovatif, Bank Niaga juga dikenal sebagai bank yang konservatif dan non-ekspansif.[9] Namun, secara mengejutkan, Tahija di bulan Juli 1997[10] menjual seluruh kepemilikannya kepada Hashim Djojohadikusumo dengan harga premium, Rp 8.000/lembar untuk 40% saham.[11] Soedarpo sebenarnya tidak setuju dengan penjualan itu,[12] namun dirinya terpaksa merelakannya karena bukan pemegang saham mayoritas. Ia bersama Tahija, Idham dan Robby Djohan kemudian angkat kaki dari bank yang dirintisnya tersebut.[13]
Kekhawatiran Soedarpo seakan-akan terbukti kemudian, ketika setahun kemudian bisnis Hashim "oleng" diterjang krisis finansial Asia 1997. Over-ekspansi dari putra begawan ekonomi tersebut, yang menjadi bumerang, ikut membuat Bank Niaga seret.[14] Pada saat yang sama, pemegang utama (20%) saham Bank Niaga lainnya, RHB Bank (Malaysia),[15] juga sedang dalam keadaan sulit sehingga tidak mampu membantu Bank Niaga memenuhi kecukupan modalnya.[16]
Gagalnya kedua pihak menyuntikkan modal baru membuat pada 2 Juli 1999 Bank Niaga dikuasai penuh oleh pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), sebagai Bank Take Over (BTO).[17] Sama seperti bank-bank dibawah BPPN lainnya, Bank Niaga kemudian direkapitalisasi untuk memperbaiki kondisinya. Pasca-penyehatan, saham Bank Niaga milik pemerintah (71%) kemudian ditawarkan ke investor strategis (divestasi). Mulanya ada 4 peminat saham tersebut: konsorsium pimpinan Bank Victoria International, ANZ (Australia), Commerce Asset-Holdings Berhad (kini CIMB Group, Malaysia), dan Batavia Investment Fund.[18] Meskipun sempat menuai kontroversi,[19] pada 22 November 2002, Commerce Asset-Holdings resmi ditetapkan sebagai pemenang tender divestasi dengan harga Rp 1,06 triliun. Pada saat itu Commerce Asset-Holdings hanya mendapat 51% saham, sementara 20% saham sisa milik pemerintah dilepas melalui market placement di tahun 2003.[20][17]
Pada tanggal 16 September 2004, bank ini membentuk Unit Usaha Syariah untuk dapat menyediakan layanan perbankan dengan prinsip syariah.[3][4] Di bawah Commerce Asset-Holdings, Bank Niaga berusaha difokuskan tetap pada bisnis korporasi, dan bisnisnya berusaha disinergikan dengan usaha perbankan Commerce Asset-Holdings di Malaysia.[21]
Kantor LippoBank di Jl. Ahmad Yani
, 2008 (kini menjadi CIMB Niaga Syariah)
Plaza CIMB Niaga, awalnya bernama Plaza Lippo, berlokasi di Jl. Sudirman Kav. 25, Jakarta dan berdiri tahun 1991-2015.
Bank ini memulai sejarahnya pada tanggal 11 Maret 1948 sebagai salah satu bank swasta pertama di Indonesia dengan nama "NV Bank Perniagaan Indonesia" (BPI). Pada tahun 1977, NV Central Commercial Bank digabung ke dalam bank ini. Pada bulan Maret 1989, bank ini mengubah namanya menjadi "PT Bank Lippo" (dengan nama dagang Lippobank/Bank Lippo). Pada tahun yang sama, PT Bank Umum Asia (berdiri di tahun 1957) digabung ke dalam bank ini. Pada tahun 1989, bank ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, dengan kode emiten LPBN. Perusahaan ini kemudian melakukan ekspansi besar-besaran, sehingga pada Desember 2003, bank ini telah eksis di 120 kota di seluruh Indonesia. Bank ini pun fokus memberikan pinjaman pada sektor komersial retail, perusahaan distribusi dan perdagangan kecil dan menengah.[22]
Pada saat didirikan, BPI mulanya dimiliki oleh sejumlah pengusaha pribumi seperti Hasjim Ning, Koesmoeljono dan Agus Musin Dasaad dan berbasis di Yogyakarta. Pendiriannya dimaksudkan untuk membantu keuangan kaum republiken yang saat itu sedang memperjuangkan kemerdekaan dari Belanda, dengan mengurangi ketergantungan dengan bank asing.[23] Pada tahun 1960-an Ning tampil menjadi pemegang saham utamanya. Namun, kinerja BPI tidaklah spesial, dengan hanya tercatat sebagai bank papan bawah. Di awal 1981 bank ini mencatatkan aset Rp 16,3 miliar, dan sempat mengalami kesulitan keuangan.[24][25]
Pada tahun 1975, Ning bertemu dengan bankir Bank Central Asia, Mochtar Riady dan menyadari potensinya untuk mengembangkan BPI. Namun, Mochtar menolak dengan halus, karena menganggap dirinya sedang berusaha mengembangkan BCA. Enam tahun kemudian, situasi kedua bank kini berkebalikan, dengan BCA menjadi salah satu bank terbesar, sedangkan BPI masih berkinerja jauh di bawahnya. Pada tahun 1981 itulah Ning kembali menawarkan Mochtar peluang untuk mengembangkan BPI. Sebagai hasil kesepakatan keduanya, Mochtar diberi saham 49% (kemudian dibagi bersama Soedono Salim), sedangkan sisanya masih milik Ning.[26]
Di bawah Mochtar, BPI berkembang dengan pesat, dengan pada 1987 mencatatkan aset Rp 253 miliar. Pada akhir periode itu juga, pemegang saham lain melepaskan sahamnya di bank ini, sehingga saham BPI dimiliki oleh Mochtar secara mayoritas. Setelah merger dengan Bank Umum Asia dan berganti nama menjadi LippoBank, bank ini berkembang lebih jauh lagi, dengan hanya dalam waktu 9 bulan bisa mendapatkan izin bank devisa dan go public.[24] LippoBank kemudian menjadi salah satu bank swasta nasional terbesar di Indonesia dan jaringan bisnisnya terbentang dari Hong Kong hingga Amerika Serikat. Tidak hanya itu, LippoBank juga menjadi tonggak bisnis dari kerajaan usaha keluarga tersebut yang diberi nama Lippo Group, yang utamanya ada di bidang properti dan keuangan. Keberhasilan Mochtar tersebut membuatnya dijuluki sebagai The Magic Man of Bank Marketing.[27][24][22]
Sayang, keberhasilan bank ini di bawah bendera Lippo dan kendali Mochtar hanya bertahan seumur jagung. Krisis moneter di tahun 1999 membuat Bank Lippo masuk ke dalam program rekapitalisasi pemerintah, demi menaikkan rasio kecukupan modalnya menjadi 4%. Total biaya proses tersebut (yang dilakukan pada 28 Mei 1999)[28] diperkirakan sebesar Rp 6,5-7,7 triliun yang dibayar dengan 60% saham keluarga Riady di bank ini.[29][30] Sebagai ganti manajemen lama (meskipun masih ada dalam jajaran komisaris), pada tahun 1999 hingga 2002 manajemennya dipegang oleh ING Barings. Lepas dari pengelolaan perusahaan keuangan internasional tersebut, justru bank ini diterjang rumor tidak sedap mengenai permainan harga saham, rekayasa jual beli saham, masalah pengembalian dana rekapitalisasi, pelanggaran pemberian kredit, dan manipulasi laporan keuangan. Diduga, aksi permainan harga tersebut dilakukan agar keluarga Riady dapat membeli kembali mayoritas saham LippoBank dari tangan pemerintah dengan harga murah.[31][30][32]
Terlepas dari masalah tersebut, seperti bank-bank lainnya di bawah BPPN, kemudian saham pemerintah di LippoBank dilepas ke investor strategis, yang prosesnya dimulai pada akhir 2003.[33] Mulanya, ada sekitar 50 calon yang berminat,[34] namun akhirnya hanya tersisa tiga konsorsium[35] yang lolos seleksi: Eurocapital Asia, Summit Investment dan SwissAsia Global.[36] Pada 27 Januari 2004 konsorsium SwissAsia terpilih sebagai pemenang 52,05% saham LippoBank dengan total transaksi senilai Rp 1,2 triliun yang dilakukan pada 25 Februari 2004.[28][37][38] Adapun konsorsium ini beranggotakan sejumlah bank asal Eropa, seperti Raiffeisen Zentralbank dan Swissfirst Bank AG.[39]
Namun, kepemilikan oleh konsorsium tersebut hanya berumur pendek. Di bulan Juli 2005, mereka memutuskan untuk menjual saham bank ini kepada peminat lain, yaitu Khazanah Nasional, perusahaan investasi milik pemerintah Malaysia (juga pemegang saham mayoritas Commerce Asset-Holdings Berhad).[40] Akhirnya, pada 30 September 2005,[28] 52,05% saham LippoBank jatuh ke tangan Khazanah Nasional (lewat Santubong Investments B.V.),[41] yang kemudian naik menjadi 87,52% pasca tender offer di tanggal 20 Desember 2005.[42] Saat itu, LippoBank mencatatkan sekitar 2,8 juta nasabah, 395 kantor cabang dan 690 buah ATM.[43] Pada akhir 2006, pemerintah juga melepas sisa sahamnya di bank ini lewat mekanisme market placement.[44]
Dengan penjualan mayoritas saham LippoBank ke investor asing tersebut, maka berakhirlah riwayat bisnis keluarga Riady di dunia perbankan (sebelum kembali lagi dengan Bank Nationalnobu di tahun 2010). Pada 4 Maret 2005, Mochtar mengundurkan diri dari kursi komisaris utama di bank ini.[25] Lippo kemudian juga melepas banyak aset perbankannya di luar negeri pada periode yang sama. Menurut Mochtar, penjualan tersebut didasari keinginannya untuk meninggalkan penuh bisnis perbankan (yang membesarkan namanya), karena dirasa terus menguras koceknya demi menambah permodalan.[27]
Sebagai pemilik mayoritas saham Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007, Khazanah telah berencana untuk menggabungkan kedua bank tersebut, sesuai kebijakan dari Bank Indonesia. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga diubah menjadi CIMB Niaga. Pada tanggal 1 November 2008, LippoBank resmi digabung ke dalam CIMB Niaga, diikuti dengan peluncuran logo CIMB Niaga. Pada tahun 2017, Otoritas Jasa Keuangan meningkatkan status bank bank ini menjadi Bank BUKU 4.
1 & 2) Akan efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK
3) Akan efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK
Mahirtransaksi.com – Cara membatalkan transfer ShopeePay ke Bank atau pengguna lain dapat dilakukan dengan beberapa syarat yang harus dilampirkan. Berikut panduan pembatalan transfer saldo ShopeePay !
Layaknya Martketpalace lain, Shopee juga menyediakan metode pembayaran khusus untuk pembayaran di aplikasi Shopee yaitu ShopeePay.
Dengan adanya fitur ShopeePay ini, mitra Shopee dapat melakukan pembayaran belanja hingga Top Up dan tagihan.
ShopeePay merupakan layanan Dompet Digital yang hanya dapat digunakan untuk transaksi di aplikasi Shopee.
Fitur pembayaran ShopeePay memudahkan mitra untuk melakukan pembayaran tanpa harus menggunakan ATM, e-Banking atau Merchant.
Fitur top up saldo ShopeePay, Mitra Shopee dapat menyimpan uang yang sewaktu – waktu dapat digunakan untuk berbelanja di Shopee.
Oleh sebab itu, mengaktifkan ShopeePay di akun Shopee sangat direkomendasikan untuk mempermudah proses pembayaran belanja dan tagihan.
Cara Membatalkan Transfer ShopeePay Yang Sedang Diproses
Sebenarnya transfer ShopeePay yang sedang dalam proses akan sukses dalam hitungan menit.
Transfer ShopeePay sedang diproses artinya saldo sedang dalam tahap pengiriman ke pengguna / Rekening Bank.
Oleh sebab itu tidak ada cara untuk membatalkan transfer ShopeePay yang diproses sampai saldo masuk ke penerima.
Cara membatalkan transfer ShopeePay sedang diproses yaitu dengan menunggu saldo masuk ke penerima lalu minta penerima mengirimkan saldo kembali ke akun ShopeePay kamu.
Jika saldo ShopeePay terkirim ke Nomor HP atau Bank yang tidak kamu kenal, kamu bisa menghubungi CS Shopee untuk me-refund saldo ShopeePay yang salah kirim.